Skip to main content

Doa

Oh Tuhan, doaku begitu kerdil sehingga aku harus malu dengannya.
Sebenarnya, tak dapat disebut doa lagi.


Kacau balau yang mengesalkan.
Satu-satunya penghiburanku ialah, bahwa Engkau o Allah, mengetahui segala-galanya;
juga ketidakmampuanku sungguh-sungguh.
Engkau, Bapa, tidak memerlukan kata-kata dari anak-Mu;
Engkau cukup melihat anak-Mu untuk mengerti semua kerinduannya.
Biasanya malah aku sendiri tidak mampu berseru kepada-Mu dan hanya keadaan celakakulah yang melakukannya.
Ia dapat berseru lebih baik daripadaku.
Dan jika kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi, bukankah Roh-Mu, o Tuhan yang mengambil alih tugas itu dari kami dan berdoa di dalam kami dengan keluh kesah yang tidak terucapkan?
Ajarlah kami berteduh di dalamnya.
Amin.



A. J. Th. Jonker

J. J. Tomasoa, ed., Insan Mengungkap Hati kepada Khaliknya: Doa Orang Saleh Setiap Hari (Malang: IPT Bale Wiyata, 1991) 303

Comments

Popular posts from this blog

"Perpisahan" yang Mengubah

Keterangan: Tulisan berikut ini masuk dalam kategori "Dari lemari." Semua tulisan yang masuk kategori ini merupakan tulisan-tulisan yang pernah saya buat dan mungkin pernah dipublikasikan. Selamat membaca! “Perpisahan” yang Mengubah Sepenggal lirik sebuah lagu pop berbunyi, “bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan yang kusesali.” Dengan kata lain, pencipta lagu tersebut ingin mengatakan kepada pendengarnya bahwa kalau nantinya ujung-ujungnya berpisah, lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, supaya tidak mengalami sedihnya sebuah perpisahan. Memang harus kita akui bahwa perpisahan itu meninggalkan bekas kepedihan yang mendalam, apalagi berpisah dengan orang yang kita kasihi. Dan perpisahan yang paling memedihkan adalah perpisahan permanen, artinya tidak lagi berjumpa dengan orang yang kita kasihi untuk seterusnya. Menurut sebuah survey, ditemukan fakta bahwa stress yang paling mengguncangkan jiwa seseorang adalah kematian orang yang dikasihi (seperti pasangan hidup ata...

Dislokasi Patellar

“Dislokasi patellar, hmmm . . . apaan tuh?” Barangkali begitu respons, sebagian dari pembaca judul tulisan ini. Saya pun mungkin akan berespons sama, apabila saya tidak mengalaminya sendiri. Secara awam, dislokasi patellar berarti tempurung (lutut) yang bergeser dari tempatnya. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini bisa mengunjungi beberapa website . Silakan klik saja di sini , di tempat ini , dan kata ini . Nah, itu yang sama alami pada hari Rabu malam (3 Oktober 2007). Waktu itu saya sedang olah raga bulu tangkis, bersama dengan rekan-rekan dosen di sebuah lapangan bulutangkis (ya pasti lah main bulutangkis di lapangan bulu tangkis masak di pasar?). Setelah saya melakukan sebuah lompatan, tiba-tiba lutut kiri saya berderak keras. Seketika itu juga saya langsung berpikir, pasti tempurung saya pindah tempat! Gambar lutut kanan yang patellanya bergeser ke kanan Mengapa saya bisa kepikiran begitu? Soalnya tahun 1995 awal, jadi dua belas tahun yang lalu saya pernah mengalam...

PENYAKIT SUAMIKU: ALS (Bagian 4/Tamat)

Sejak itu, keadaan suamiku makin melemah. Ia tidak pernah keluar dari kamarnya yang ber-AC dingin sekali. Sangking dinginnya, setiap kali aku masuk kamar aku harus pakai jaket. Hanya jam 7 pagi suamiku berjemur di luar karena pada muka dan kepalanya ada jamur, itupun hanya 15 menit. Setiap kali kumasukkan makanan dan minum lewat lobang di perutnya saat ia duduk di ruangan yang tidak ber-AC, keringat mengalir deras dari kepalanya, lalu dia merasa sesak nafasnya. Hal inilah yang menyebabkan suamiku terus tiduran di kamar. Selain itu, suamiku sering jatuh terpeleset dan kakinya sering bergerak-gerak tanpa bisa dikendalikan bila ia berdiri atau berjalan. Awal Oktober 2007, kepala suami sering berkeringat sangat banyak walaupun ia berada di dalam ruang yang ber-AC dengan suhu dingin. Air liurnya juga banyak keluar dari mulutnya. Akibatnya handuk kecil yang dipakai untuk mengeringkannya harus diganti terus. Ketika suamiku batuk sedikit, lendir yang kental akan menyumbat pernafasannya. Tangga...