Skip to main content

Posts

Showing posts from 2008

War against Pornography

Dewasa ini kita semua terpapar dengan pornografi. Kalau dahulu gambar-gambar dan film-film porno merupakan sesuatu yang tabu. Memalukan. Sekarang, sebaliknya. Orang dengan terang-terangan meng- exspose pornografi. Di TV, film-film, internet, dan Hape . Bahkan oleh banyak orang dianggap "memalukan" bila ada orang (terutama pria), yang telah akil balik tapi tidak pernah atau tidak suka melihat gambar-gambar semacam itu. Baru-baru ini seorang teman memberikan info mengenai sebuah video clip tentang pergumulan pornografi di kalangan anak Tuhan (thx for Wahyu !). Bagi saya video tersebut sangat kreatif dan terutama sangat touching . Bagi yang mau menontonnya silakan klik di sini . NB: Saya masih belum bisa memasukkan video dari youtube ke halaman blog. Kalau ada rekan yang tahu saya sangat senang kalau diberi pencerahan supaya dapat melakukannya.

Doa

Oh Tuhan, doaku begitu kerdil sehingga aku harus malu dengannya. Sebenarnya, tak dapat disebut doa lagi. Kacau balau yang mengesalkan. Satu-satunya penghiburanku ialah, bahwa Engkau o Allah, mengetahui segala-galanya; juga ketidakmampuanku sungguh-sungguh. Engkau, Bapa, tidak memerlukan kata-kata dari anak-Mu; Engkau cukup melihat anak-Mu untuk mengerti semua kerinduannya. Biasanya malah aku sendiri tidak mampu berseru kepada-Mu dan hanya keadaan celakakulah yang melakukannya. Ia dapat berseru lebih baik daripadaku. Dan jika kami tidak dapat berbuat apa-apa lagi, bukankah Roh-Mu, o Tuhan yang mengambil alih tugas itu dari kami dan berdoa di dalam kami dengan keluh kesah yang tidak terucapkan? Ajarlah kami berteduh di dalamnya. Amin. A. J. Th. Jonker J. J. Tomasoa, ed., Insan Mengungkap Hati kepada Khaliknya: Doa Orang Saleh Setiap Hari (Malang: IPT Bale Wiyata, 1991) 303

Perpisahan

Tanpa terasa, dua bulan saya dan Acen ada di tengah-tengah jemaat GII Vancouver. Akhirnya, tanggal 25 Agustus 2008 kami harus kembali ke Malang. Kebersamaan dengan segenap jemaat GII Vancouver merupakan masa-masa indah bagi kami. Di mana kami tertawa bersama dan saling berbagi satu dengan yang lain. Kami sungguh bersyukur pada Tuhan untuk semua kesempatan itu. Kini, kami sudah kembali ke SAAT, Malang untuk melanjutkan tugas yang dipercayakan Tuhan pada kami. Semoga Tuhan memberkati GII Vancouver dan seluruh jemaatnya. Foto-foto minggu terakhir kebersamaan kami dengan GII Vancouver diliput oleh Christian Losari dalam blognya. Silakan klik di sini!

Stereotipe

Saya sering dengar orang bilang orang bule itu individualistis, cuek, dan nggak peduli orang lain. Nyatanya selama beberapa waktu di Vancouver, saya mendapati bahwa anggapan itu tak sepenuhnya betul. Setidaknya, itu yang kami (saya dan Acen) lihat. Hari Senin yang lalu, 21 Juli 2008, kami naik bus pulang dari Capilano Suspension Bridge (mengenai jembatan ini saya akan ceritakan di bagian lain). Ketika bus berhenti di sebuah halte, ada seorang gadis Asia (mungkin orang Hongkong) yang hendak naik bus yang kami tumpangi. Gadis itu naik sepeda jadi ia harus menaruh sepedanya di rak khusus sepeda di depan bus (contohnya seperti gambar di bawah). Di sini, orang naik sepeda dan menitipkan sepedanya di bagian depan bus. adalah hal yang biasa. Masalahnya, ia nggak bisa menaruh sepeda itu di depan bus. Mungkin ini pertama kali ia naik bus dengan sepeda. Ia tanya pada supir bus, "How to use it?" Supir bus itu tidak menjawab apa-apa cuma menggerak-gerakkan tangan seperti mengangkat ses

Hotpot party w/ pemuda GII

Hari Sabtu kemarin, 12 Juli 2008, kami berpesta hotpot dengan anak-anak pemuda GII. Kalau di Indonesia orang sering bilang itu sabu-sabu. Acara hotpot didahului dengan persekutuan pemuda dan PA tentang "Intisari Alkitab bagian pertama." We're really enjoy the party! Foto-foto kebersamaan itu dapat dilihat di blog Christian Losari , sang "fotografer" GII. Enjoy!

GODAAN: KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Bahan PA dari Yakobus 1:12-18 KISAH "TRAGIS" TED HAGGARD Ted A. Haggard adalah seorang pendeta besar. Ia adalah pendiri gereja New Life di Colorado Springs, Amerika Serikat yang beranggotakan ribuan orang. Ia juga ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat (National Association of Evangelical). Ironisnya, Ted Haggard dilaporkan oleh Mike Jones, tak lain adalah pelacur laki-laki yang adalah pasangan homoseksual karena telah memaksanya meminum obat terlarang sebelum melakukan perzinahan. Celakanya, hubungan amoral itu telah berjalan selama tiga tahun. Awalnya, Ted Haggard tak mengakui tuduhan tersebut. Belakangan ia mengakuinya. Karena dosa tersebut, pada tanggal 3 November 2006 , Ted Haggard mundur dari jabatannya sebagai pendeta dan ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat. Pada tanggal 5 November 2006 , ia menuliskan sebuah pengakuan, "Sebenarnya saya adalah seorang telah bersalah dalam dosa seksualitas. Saya adalah seorang penyesat dan seorang pembohong. Ada

Jesus Loves You!

Kemarin, 29 Juni 2008, kami ikut persekutuan dengan anak-anak pemuda GII Vancouver. Kali ini persekutuan diadakan di Pantai Kitsilano . Vancouver itu unik. Di sini, orang-orang bisa rekreasi ke pantai tetapi juga ke gunung. Saat kami ke sana, pantai itu penuh dengan orang. Maklum, di negeri empat musim seperti ini sinar matahari begitu berharga. Jadi, mereka tidak akan menyia-nyiakan summer kaya gini , apalagi pas weekend . Ada yang main bola voli, basket, lempar-lemparan Frisbee , juga berjemur. Ada beberapa permainan yang baru buat kami. Misalnya, ada permainan lempar bola (kami lupa tanya nama game -nya). Permainan ini diikuti oleh sekitar lima orang peserta. Masing-masing peserta diberi dua bola kecil dengan warna yang sama. Lalu, salah seorang peserta melempar bola putih yang lebih kecil. Setelah itu, setiap peserta melemparkan bola-bola mereka ke arah bola putih itu. Siapa yang paling dekat dengan bola itu dialah pemenangnya (mungkin saja saya salah mengerti permainan ini karena

Vancouver, We’re Coming!

"Kalian akan pergi ke Vancouver? Wow, Vancouver adalah sebuah kota yang sangat indah!" Begitulah tipikal respons orang-orang yang mengetahui rencana kami untuk melayani di kota Vancouver. Terus terang, tak pernah ada dalam pikiran kami untuk bisa mengunjungi kota itu. Namun, rencana Tuhan memang lebih dari apa yang pernah kami pikirkan. Singkatnya, kami diundang untuk melayani Gereja Injili Indonesia yang ada di Vancouver selama gembala sidangnya mengambil cuti selama dua bulan. Setelah kami mendoakan dan menerima undangan pelayanan tersebut, maka, segala persiapan pun dilakukan, mulai dari urusan tiket pesawat, visa, sampai tanya sana-sini hal ikhwal perjalanan panjang (yang memang belum pernah lakukan). Akhirnya, setelah menunggu lebih dari setengah tahun, hari yang kami nanti-nantikan pun tiba. Kami pun melakukan sebuah perjalanan yang panjang dan melangkah dengan iman. Tanggal 26 Juni 2008 (pk. 09.20; semestinya pk. 08.20 tapi pesawat delay karena faktor cuaca) kami ter

Hidup karena Iman Bukan karena Melihat: Sebuah Refleksi dari Kisah Hidup Ayub

Penderitaan—dalam segala bentuknya—merupakan bagian hidup anak manusia, tak terkecuali orang-orang percaya. Meskipun Herlijana, seorang anak Tuhan, bahkan pelayan Tuhan, namun hidupnya tak luput dari penderitaan. Betapa tidak, selama bertahun-tahun ibu dari satu anak ini didera oleh berbagai macam penyakit. Bertubi-tubi. Kisah sedih itu dimulai tahun 2007, saat dokter memvonisnya menderita kanker payudara dan ia harus menjalani operasi. Setelah operasi, dokter mendiagnosis kankernya telah menjalar sampai ke getah bening. Alhasil, Herlijana pun harus menjalani serangkaian pengobatan—seperti radiasi dan kemoterapi—yang amat menyiksa. Penderitaannya tak cukup sampai di situ. Di bekas operasinya, timbul abses, sehingga ia harus dioperasi lagi. Selain itu, berbagai penyakit lain pun hinggap di tubuhnya yang semakin ringkih: vertigo, insomnia, kram pada kedua kaki, paru-paru sebelah kanan terendam air, sampai mata kiri yang buta. Ketika menapaki jalan hidup terjal nan penuh derita itu, Herl

PENYAKIT SUAMIKU: ALS (Bagian 4/Tamat)

Sejak itu, keadaan suamiku makin melemah. Ia tidak pernah keluar dari kamarnya yang ber-AC dingin sekali. Sangking dinginnya, setiap kali aku masuk kamar aku harus pakai jaket. Hanya jam 7 pagi suamiku berjemur di luar karena pada muka dan kepalanya ada jamur, itupun hanya 15 menit. Setiap kali kumasukkan makanan dan minum lewat lobang di perutnya saat ia duduk di ruangan yang tidak ber-AC, keringat mengalir deras dari kepalanya, lalu dia merasa sesak nafasnya. Hal inilah yang menyebabkan suamiku terus tiduran di kamar. Selain itu, suamiku sering jatuh terpeleset dan kakinya sering bergerak-gerak tanpa bisa dikendalikan bila ia berdiri atau berjalan. Awal Oktober 2007, kepala suami sering berkeringat sangat banyak walaupun ia berada di dalam ruang yang ber-AC dengan suhu dingin. Air liurnya juga banyak keluar dari mulutnya. Akibatnya handuk kecil yang dipakai untuk mengeringkannya harus diganti terus. Ketika suamiku batuk sedikit, lendir yang kental akan menyumbat pernafasannya. Tangga

PENYAKIT SUAMIKU: ALS (Bagian 3)

Karena keadaan suamiku semakin memburuk dan berat badannya tinggal tiga puluh enam kilogram–itu berarti berat sudah turun enam belas kg dari saat ia sehat, ada saudara sepupuku membantuku untuk membawa suamiku untuk diperiksa di Singapura. Selain memeriksakan diri, kami juga hendak membeli obat Rilusol, obat untuk menghambat kelumpuhan yang diderita suamiku. Obat itu tidak tersedia di Indonesia, tetapi hanya dapat dibeli di Singapira, Australia, atau negara lainnya. Pada tanggal 16 Juli 2007, berangkatlah aku dan suamiku ke Singapura diantar oleh saudara sepupuku ke Singapura. Tanggal 17 Juli 2007, suamiku diperiksa oleh dokter Tan Chai Beng di RS Gleneagles. Sendi-sendi tangan dan kakinya diketuk dengan sebuah alat. Hasilnya, kaki suamiku masih bergerak, tangan kanannya bisa bergerak sedikit, sedangkan tangan kirinya tidak dapat bergerak sama sekali. Sorenya, kami datang lagi ke dokter Tan Chai Beng untuk pemeriksaan EMG. Hasil EMG, suamiku positif terkena penyakit ALS ( amyotrophic l

Penyakit Suamiku: ALS (Bagian Kedua)

Pada tanggal 21 Desember 2006, suamiku memeriksakan diri pada dokter Laksmiasanti (spesialis syaraf) di Yogyakarta. Dokter itu meminta suamiku untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tersebut, dr Laksmi mengatakan bahwa suamiku kena virus. Tetapi, ia tidak bisa memastikan virus apa bercokol di tubuh suamiku. Selain itu, hasil pemeriksaan itu menunjukkan bahwa TsHs suamiku di bawah normal. Kata dokter, ada kelainan dalam kelenjar tiroid suamiku. Oleh sebab itu, dokter tersebut memberi suamiku obat PTU. Tanggal 11 Januari 2007, suamiku berobat juga ke dokter Djokomoeljanto, ahli endokrinologi (spesialis kelenjar), untuk mengetahui apakah kelumpuhan lidah itu disebabkan gangguan pada kelenjar tiroidnya. Dr. Djoko tidak membaca hasil pemeriksaan darah, tapi hasil MRI. Dr. Djoko berkata otak suamiku mengecil. Lalu dokter itu memberi suamiku resep untuk 2 minggu. Bila tidak ada kemajuan, suamiku disuruh untuk melakukan konsultasi kepada dokter

Penyakit Suamiku: ALS (Bagian Pertama)

Seperti yang pernah saya ceritakan, suami kakak perempuan saya beberapa waktu yang lalu terkena penyakit ALS ( Amyotrophic Lateral Sclerosis ) dan akhirnya meninggal dunia . Berikut ini adalah sharing dari kakak perempuan saya perihal sakit suaminya. Ia berharap pengalamannya dapat menjadi berkat bagi orang lain. Berhubung kakak perempuan saya tidak memiliki blog , maka menitipkan untuk dipublikasikan lewat blog ini. Berikut ini adalah bagian pertama dari seri kesaksian tersebut. ----------- Kira-kira bulan September 2005, tanggalnya aku lupa, gigi suamiku, Tjan Tjang Siong atau yang biasa dipanggil Siaw Bing, dicabut. Yang dicabut ialah gigi taring sebelah kanan. Gigi itu terpaksa harus dicabut karena gigi itu tinggal separuh sebab terdapat lubang di pinggirnya. Sebelumnya, gigi yang ada di sebelah gigi taring itu juga sudah dicabut. Jadi, ada dua buah gigi berdampingan yang dicabut. Setelah dua gigi bagian atas itu dicabut, suamiku merasa ada perbedaan. Ia mengalami kesul