Skip to main content

GODAAN: KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Bahan PA dari Yakobus 1:12-18


KISAH "TRAGIS" TED HAGGARD

Ted A. Haggard adalah seorang pendeta besar. Ia adalah pendiri gereja New Life di Colorado Springs, Amerika Serikat yang beranggotakan ribuan orang. Ia juga ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat (National Association of Evangelical). Ironisnya, Ted Haggard dilaporkan oleh Mike Jones, tak lain adalah pelacur laki-laki yang adalah pasangan homoseksual karena telah memaksanya meminum obat terlarang sebelum melakukan perzinahan. Celakanya, hubungan amoral itu telah berjalan selama tiga tahun.

Awalnya, Ted Haggard tak mengakui tuduhan tersebut. Belakangan ia mengakuinya. Karena dosa tersebut, pada tanggal 3 November 2006, Ted Haggard mundur dari jabatannya sebagai pendeta dan ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat. Pada tanggal 5 November 2006, ia menuliskan sebuah pengakuan, "Sebenarnya saya adalah seorang telah bersalah dalam dosa seksualitas. Saya adalah seorang penyesat dan seorang pembohong. Ada bagian di dalam hidup saya yang sangat jahat dan sangat gelap yang saya perangi sepanjang hidup saya." Dari fakta ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada seorang Kristen pun yang kebal dari godaan untuk melakukan dosa.


GODAAN DAN UJIAN

Dalam surat Yakobus, kata "pencobaan" (Yun. peirasmos), memiliki dua arti: (1) ujian dari Tuhan melalui penderitaan-penderitaan (Yak. 1:2; bdk. 1Pet. 4:12, "ujian"); (2) godaan untuk melakukan dosa (Yak. 1:12; bdk, Doa Bapa Kami, Mat. 6:13). Kebanyakan kata tersebut memiliki arti yang kedua di dalam Perjanjian Baru. Dalam bagian yang kita pelajari hari ini, "pencobaan" berarti "godaan untuk melakukan dosa."


MANUSIA: PENCARI KAMBING HITAM

Mengapa Yakobus menulis bagian ini? Di antara orang Yahudi Kristen, ada yang disesatkan (1:16) sehingga berpikir bahwa Allahlah yang bertanggungjawab atas kejahatan yang manusia adakan. Problem of evil, merupakan pertanyaan manusia sepanjang masa. Mengapa terjadi kejahatan di mana-mana? Apa hubungan antara Allah dan kejahatan itu? Kalau Allah Maha Kuasa dan Baik mengapa ada kejahatan? Menjawab pertanyaan tersebut ada orang yang mengatakan, "Allah sumber kejahatan itu!" Ada yang pernah bertanya pada saya, "Bukankah Allah adalah sumber kejahatan dan dosa karena Ia telah menaruh pohon pengetahuan baik dan jahat di tengah-tengah Taman Eden? Jikalau tidak ada pohon itu tidak akan ada dosa? (Bagaimana Saudara menjawab pertanyaan ini?).

Dari dulu manusia suka cari kambing hitam alias tidak mau mengakui kesalahannya. Adam dan Hawa, nenek moyang manusia, juga melakukannya, bukan? Ketika Tuhan minta pertanggungjawaban, Adam mempersalahkan Tuhan dan Hawa (Kej. 3:12). Hawa pun mempersalahkan ular (Kej. 3:13) (lalu, ular mempersalahkan siapa?) Jadi, banyak manusia mempersalahkan Tuhan dan iblis ketika jatuh dalam dosa. Tak jarang juga yang mempersalahkan keadaan (keluarga pemabuk atau penjudi, orangtua tidak bisa jadi teladan dan sebagainya). Dalam bagian ini, Yakobus menjelaskan kepada pembacanya bahwa Allah tidak dapat dipersalahkan atas kejahatan yang dilakukan manusia.


ALLAH: KUDUS DAN BAIK

Yakobus memberikan dua alasan, untuk menjelaskan bahwa Allah bukan sumber kejahatan. Pertama, Allah itu kudus. Ia berkata, "Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat" (1:13). Allah adalah kudus jadi tidak mungkin Ia dicobai. Tidak mungkin ada setitik pun kejahatan atau dosa keluar dari diri Allah yang maha kudus. Kedua, Allah itu baik. Tulis Yakobus, "Ia sendiri tidak mencobai siapapun." Tidak ada maksud yang tidak baik dari Tuhan ingin mencobai manusia sehingga manusia jatuh dalam dosa. Yakobus berkata bahwa yang keluar dari diri Allah adalah hal-hal yang baik bukan yang jahat (1:17). Allah justru berkeinginan bahwa manusia itu hidup benar. Oleh sebab itu ada pohon pengetahuan baik dan jahat untuk memberi batas kepada manusia bahwa mereka adalah ciptaan yang harus bergantung dan tunduk pada otoritas Pencipta. Manusia hanya dapat hidup benar jika hidup dalam jalur mereka sebagai ciptaan yang harus memuliakan Sang Pencipta.


GODAAN: DARI NAFSU PADA MAUT

Yakobus pun menjelaskan bahwa yang membawa manusia pada kejahatan adalah "keinginan/desire/lust." Dalam PB kata "keinginan" memiliki dua arti, yaitu: "nafsu (yang jahat)" dan "keinginan yang sangat kuat" (lih. 1Tes. 2:17; 4:5). Memang dalam PB kata "keinginan" lebih banyak berarti secara negatif ketimbang positif, yaitu: nafsu yang jahat. Dalam menjelaskan mengenai "nafsu" Yakobus memberikan dua gambaran. Gambaran pertama dari dunia memancing (1:14). Ia menggambarkan nafsu itu "menyeret" dan "memikat" manusia. Kata "menyeret" adalah kata Yunani yang berarti "seekor ikan yang tertarik pada umpan." Sedangkan "memikat" menunjuk pada "ikan yang terkait dengan kail dan dibawa keluar dari air." Dari situ Yakobus mau menjelaskan tentang hakikat godaan. Godaan itu selalu menarik, tidak pernah menakutkan (bdk. Ams. 9:17). Tetapi sesuatu yang menarik itu akhirnya membuat manusia terjerat padanya (contoh: keterikatan pada alkohol, obat terlarang, pornografi, dan seks). Jadi, di mana peran iblis? Iblis hanyalah menciptakan keadaan agar manusia semakin terpikat oleh nafsunya sendiri. Perkataan iblis bahwa makan buah itu membuat mereka jadi seperti Allah semakin meneguhkan keinginan mereka. Itulah sebabnya iblis bekerja dengan cara berbeda di setiap belahan dunia, bahkan pada setiap manusia karena setiap manusia punya jenis keinginan yang berbeda-beda. Bukannya, ada setan dengan identitas yang khusus, seperti: roh ngantuk, roh zinah, roh judi dan sebagainya.

Gambaran kedua dari dunia reproduksi (1:15). Yakobus menggambarkan keinginan-dosa-hukuman dosa seperti benih yang dibuahi. Setelah keinginan itu dibuahi (diikuti dan dilaksanakan) maka keinginan/nafsu menjadi dosa dan akhirnya dosa itu melahirkan hukuman dosa yaitu maut. Keinginan jahat itu adalah dosa (Mat. 5:28), apalagi keinginan yang sudah dilaksanakan.


BAGAIMANA MENGHADAPI GODAAN?

  1. Akuilah kelemahan kita dan datang Allah Roh Kudus untuk meminta kekuatan dari-Nya
  2. Kenali sisi lemah dari diri kita. Iblis biasanya mengondisikan keadaan pada sisi lemah kita masing-masing
  3. Waspadalah saat godaan itu mulai muncul pada alam pikiran. Segera datang pada Tuhan untuk minta ampun dan minta kekuatan agar tidak jatuh
  4. Berperanglah melawan godaan, jangan kompromi sedikit pun (no pain no gain)
  5. Jauhilah keadaan yang bisa membuat kita jatuh dalam dosa
  6. Pandanglah ke depan, saat di mana kita mendapatkan kemenangan dan mahkota kehidupan (1:12). Hidup ini adalah sebuah pertandingan rohani, kita harus berusaha untuk menang. Ketika kita menang kebanggannya lebih dari seorang atlet Olimpiade berdiri di atas podium mendapatkan medali (zaman Yakobus: mahkota)

Comments

ogautama said…
Thank you buat catatan khotbahnya. Hehehe.. berguna sekali buat kita-kita yang lagi tugas Sunday School. Post yang minggu lalu dan minggu ini juga yah kalo bisa.. ^_^
Pancha W. Yahya said…
Olive, ini khan bukan kotbah tapi bahan PA yang saya sampaikan Jumat kedua Juli kemarin. Untuk kotbah saya perlu waktu lagi untuk edit dari bahasa lisan ke tulisan. I hope I can do it!
ogautama said…
Hahaha.. oh iya... maap maap... kecampur-campur antara khotbah dan bahan PA. ^_^

Popular posts from this blog

"Perpisahan" yang Mengubah

Keterangan: Tulisan berikut ini masuk dalam kategori "Dari lemari." Semua tulisan yang masuk kategori ini merupakan tulisan-tulisan yang pernah saya buat dan mungkin pernah dipublikasikan. Selamat membaca! “Perpisahan” yang Mengubah Sepenggal lirik sebuah lagu pop berbunyi, “bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan yang kusesali.” Dengan kata lain, pencipta lagu tersebut ingin mengatakan kepada pendengarnya bahwa kalau nantinya ujung-ujungnya berpisah, lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, supaya tidak mengalami sedihnya sebuah perpisahan. Memang harus kita akui bahwa perpisahan itu meninggalkan bekas kepedihan yang mendalam, apalagi berpisah dengan orang yang kita kasihi. Dan perpisahan yang paling memedihkan adalah perpisahan permanen, artinya tidak lagi berjumpa dengan orang yang kita kasihi untuk seterusnya. Menurut sebuah survey, ditemukan fakta bahwa stress yang paling mengguncangkan jiwa seseorang adalah kematian orang yang dikasihi (seperti pasangan hidup ata...

Dislokasi Patellar

“Dislokasi patellar, hmmm . . . apaan tuh?” Barangkali begitu respons, sebagian dari pembaca judul tulisan ini. Saya pun mungkin akan berespons sama, apabila saya tidak mengalaminya sendiri. Secara awam, dislokasi patellar berarti tempurung (lutut) yang bergeser dari tempatnya. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini bisa mengunjungi beberapa website . Silakan klik saja di sini , di tempat ini , dan kata ini . Nah, itu yang sama alami pada hari Rabu malam (3 Oktober 2007). Waktu itu saya sedang olah raga bulu tangkis, bersama dengan rekan-rekan dosen di sebuah lapangan bulutangkis (ya pasti lah main bulutangkis di lapangan bulu tangkis masak di pasar?). Setelah saya melakukan sebuah lompatan, tiba-tiba lutut kiri saya berderak keras. Seketika itu juga saya langsung berpikir, pasti tempurung saya pindah tempat! Gambar lutut kanan yang patellanya bergeser ke kanan Mengapa saya bisa kepikiran begitu? Soalnya tahun 1995 awal, jadi dua belas tahun yang lalu saya pernah mengalam...