Skip to main content

Kisah Pengurapan Yesus

Markus 14:1-11


Dua hari lagi, hari raya Paskah dan Roti Tak Beragi akan dimulai. Menurut penghitungan waktu orang Yahudi pada saat itu "dua hari lagi" berarti "besok" karena hari ini dianggap hari pertama dan besok adalah hari yang kedua (ingat nubuat Tuhan Yesus, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" Mrk. 8:31). Pada hari itu, Yesus sedang makan di rumah Simon, yang dahulu pernah mengidap penyakit kusta (terj. BIS: "penyakit kulit yang berbahaya"). Sangat mungkin Simon ini adalah seseorang yang pernah disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Namun, informasi lebih jauh tentang jatidiri Simon dan tujuan jamuan itu tidak terlalu jelas.

Di tengah-tengah perjamuan itu, tiba-tiba seorang wanita datang dan memecahkan satu botol berisi minyak narwastu yang mahal. Harganya lebih dari 300 dinar (ay. 5) atau upah pekerja selama satu tahun. Lalu, minyak itu dipakainya untuk mengurapi kepala Yesus. Kemungkinan, minyak itu telah disimpannya lama untuk upacara pernikahannya sendiri. Namun, ia menumpahkan seluruhnya pada diri Yesus. Apa maksud dari pengurapannya itu? Apakah ia mau cari sensasi? Tentu saja tidak. Karena jika demikian, Yesus pasti sudah menegur perempuan itu.

Kisah pengurapan ini (lagi-lagi) dibingkai oleh dua kisah. Bagian sebelumnya menceritakan maksud jahat imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk menangkap dan membunuh Yesus. Sedangkan bagian sesudahnya mengisahkan tindakan Yudas yang jahat. Ia berkonspirasi dengan para pemimpin agama Yahudi. Ia menjual Yesus kepada para pemimpin itu. Di bagian pertama, para pemimpin agama itu seolah-olah hopeless. Tampaknya kesempatan untuk menangkap dan membunuh Yesus itu menguap karena rakyat sangat menyanjung-nyanjung Yesus. Rakyat sangat mungkin akan marah tatkala menyaksikan Yesus ditangkap. Lagi pula, keributan semacam itu tidak disenangi oleh penguasa Romawi. Bisa-bisa intervensi penguasa Roma akan menggagalkan rencana busuk mereka. Namun, mereka mendapat jalan keluar ketika Yudas Iskariot merapat pada mereka. Jadi, segala informasi mengenai gerak-gerik dan kebiasaan Yesus mereka telah punya. Pada akhirnya, para pemimpin agama ini pun dapat menangkap Yesus pada saat yang "tepat" sehingga tidak mengganggu ketertiban umum.

Dua kisah tentang tindakan jahat itu sengaja dipakai untuk mengontraskan perbuatan baik perempuan yang tak disebut namanya ini. Ketika salah seorang murid Yesus (sangat mungkin itu Yudas; lih. Yoh. 12:4) mengecam tindakan ini sebagai pemborosan bila dibanding dengan sedekah kepada orang miskin, Yesus membela wanita ini. Yesus menyebut tindakannya sebagai "perbuatan yang baik" (ay. 6). Frasa tersebut merupakan istilah teknis yang dipakai oleh para rabi untuk menunjuk pada daftar perbuatan-perbuatan baik: memberi sedekah, menyambut orang asing, mengunjungi orang sakit, dan mengubur orang mati. Dalam pengajaran rabi, menguburkan orang mati dianggap lebih terpuji ketimbang memberi sedekah. Memberi sedekah dilakukan kepada orang yang masih hidup tetapi mengubur dilakukan terhadap orang mati. Memberi bantuan bisa dilakukan kapan saja, namun mengubur orang meninggal hanya dapat dilakukan bila ada kesempatan.

Perempuan itu menyiapkan penguburan Tuhan Yesus. Setelah Yesus wafat tidak ada seorang murid pun yang mengurapi Yesus dan mengurus jenazahnya. Ini berbeda dengan perlakuan murid-murid Yohanes Pembaptis pascakematiannya (lih. Mrk. 6:9). Beberapa perempuan baru datang ke kubur Yesus pada hari ketiga kematian-Nya. Itulah mengapa perbuatan perempuan itu amat terpuji di mata Yesus. Tatkala orang-orang yang dekat dengan Yesus tak tanggap dengan kematian Yesus yang makin dekat. Mereka juga tidak mengurus penguburan Yesus, seorang wanita yang tak disebut namanya telah mempersiapkan kematian Yesus dan mengurapi Yesus. Ketika seorang murid Yesus mengorbankan Yesus demi materi, perempuan ini mengorbankan miliknya yang sangat berharga—sebotol minyak narwastu—untuk Yesus. Oleh sebab itu, baiklah kita boleh meneladaninya, memberi yang terbaik bagi Yesus karena kita sudah mengalami pemberian-Nya yang terbaik.

Comments

Popular posts from this blog

"Perpisahan" yang Mengubah

Keterangan: Tulisan berikut ini masuk dalam kategori "Dari lemari." Semua tulisan yang masuk kategori ini merupakan tulisan-tulisan yang pernah saya buat dan mungkin pernah dipublikasikan. Selamat membaca! “Perpisahan” yang Mengubah Sepenggal lirik sebuah lagu pop berbunyi, “bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan yang kusesali.” Dengan kata lain, pencipta lagu tersebut ingin mengatakan kepada pendengarnya bahwa kalau nantinya ujung-ujungnya berpisah, lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, supaya tidak mengalami sedihnya sebuah perpisahan. Memang harus kita akui bahwa perpisahan itu meninggalkan bekas kepedihan yang mendalam, apalagi berpisah dengan orang yang kita kasihi. Dan perpisahan yang paling memedihkan adalah perpisahan permanen, artinya tidak lagi berjumpa dengan orang yang kita kasihi untuk seterusnya. Menurut sebuah survey, ditemukan fakta bahwa stress yang paling mengguncangkan jiwa seseorang adalah kematian orang yang dikasihi (seperti pasangan hidup ata...

Dislokasi Patellar

“Dislokasi patellar, hmmm . . . apaan tuh?” Barangkali begitu respons, sebagian dari pembaca judul tulisan ini. Saya pun mungkin akan berespons sama, apabila saya tidak mengalaminya sendiri. Secara awam, dislokasi patellar berarti tempurung (lutut) yang bergeser dari tempatnya. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini bisa mengunjungi beberapa website . Silakan klik saja di sini , di tempat ini , dan kata ini . Nah, itu yang sama alami pada hari Rabu malam (3 Oktober 2007). Waktu itu saya sedang olah raga bulu tangkis, bersama dengan rekan-rekan dosen di sebuah lapangan bulutangkis (ya pasti lah main bulutangkis di lapangan bulu tangkis masak di pasar?). Setelah saya melakukan sebuah lompatan, tiba-tiba lutut kiri saya berderak keras. Seketika itu juga saya langsung berpikir, pasti tempurung saya pindah tempat! Gambar lutut kanan yang patellanya bergeser ke kanan Mengapa saya bisa kepikiran begitu? Soalnya tahun 1995 awal, jadi dua belas tahun yang lalu saya pernah mengalam...

GODAAN: KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Bahan PA dari Yakobus 1:12-18 KISAH "TRAGIS" TED HAGGARD Ted A. Haggard adalah seorang pendeta besar. Ia adalah pendiri gereja New Life di Colorado Springs, Amerika Serikat yang beranggotakan ribuan orang. Ia juga ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat (National Association of Evangelical). Ironisnya, Ted Haggard dilaporkan oleh Mike Jones, tak lain adalah pelacur laki-laki yang adalah pasangan homoseksual karena telah memaksanya meminum obat terlarang sebelum melakukan perzinahan. Celakanya, hubungan amoral itu telah berjalan selama tiga tahun. Awalnya, Ted Haggard tak mengakui tuduhan tersebut. Belakangan ia mengakuinya. Karena dosa tersebut, pada tanggal 3 November 2006 , Ted Haggard mundur dari jabatannya sebagai pendeta dan ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat. Pada tanggal 5 November 2006 , ia menuliskan sebuah pengakuan, "Sebenarnya saya adalah seorang telah bersalah dalam dosa seksualitas. Saya adalah seorang penyesat dan seorang pembohong. Ada ...