Skip to main content

PEMURIDAN: AMANAT AGUNG TUHAN YESUS (2)

AMANAT AGUNG: PENGINJILAN?
Matius 28:19-20, yang seringkali disebut sebagai Amanat Agung Tuhan Yesus, dimengerti oleh banyak orang Kristen sebagai perintah untuk menginjili semua orang. Menurut hemat saya, Amanat Agung Tuhan Yesus lebih luas dari sekadar perintah untuk mengabarkan injil. Ini adalah perintah untuk memuridkan. Dalam Matius 28:19-20, Tuhan Yesus memberi perintah kepada para murid-Nya untuk “(men-)jadikan semua bangsa murid-Ku.” Jadi, perintah agung ini bukan (hanya) perintah untuk menginjil, tetapi perintah untuk memuridkan semua orang. Bahkan, menariknya, kata “penginjilan” atau “mengabarkan injil” tidak kita temukan dalam ayat-ayat tersebut.

Kebanyakan orang menafsirkan perintah Tuhan Yesus “pergilah” sebagai perintah kepada para murid—juga bagi kita—untuk mengabarkan injil. Pertanyaannya, apakah kata “pergilah” dalam tersebut berarti sebuah perintah untuk menginjil? Menurut saya, kata tersebut tidak berhubungan langsung dengan perintah untuk memberitakan injil.

Begini penjelasannya: Injil Matius dibuka dengan silsilah Tuhan Yesus dan ditutup dengan Amanat Agung ini. Tujuan penulisan silsilah tersebut adalah untuk menunjukkan pada para pembacanya (yang adalah orang Yahudi) bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama karena Ia adalah anak (keturunan) Daud dan anak (keturunan) Abraham. Orang Yahudi sangat memahami bahwa Abraham adalah bapak mereka, karena melalui Abraham (dan anaknya Ishak) lahirlah Israel sebagai sebuah bangsa. Orang Yahudi pun tahu bahwa melalui keturunan Abraham, semua bangsa akan mendapatkan berkat. Mengenai hal ini, Paulus menjelaskan demikian, “Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan ‘kepada keturunan-keturunannya’ seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: ‘dan kepada keturunanmu,’ yaitu Kristus” (Gal. 3:16). Dengan menjelaskan silsilah Yesus sebagai keturunan Abraham, penulis Injil Matius ingin menyatakan bahwa Yesuslah Mesias yang dijanjikan kepada Abraham. Untuk mendukung hal ini, penulis Injil Matius menambahkan penjelasan bahwa Yesus adalah keturunan (anak) Daud, karena orang Yahudi sangat memahami bahwa Mesias adalah keturunan Daud (lih. mis.Mat. 9:27; 24:42).

Lantas, apa hubungan Abraham dan Mesias dengan perintah Yesus agar para murid “pergi pada semua bangsa?” Sekali lagi, orang Yahudi beranggapan bahwa Mesias anak Abraham dan anak Daud akan menjadi berkat bagi semua bangsa. Namun, mereka berpikir berkat itu terpusat di tempat mereka (baca: Yerusalem). Bangsa-bangsa akan datang untuk ke Yerusalem untuk menyembah Tuhan sebagai raja dan menikmati damai (shalom).

Melalui amanat agung, Yesus menjungkirbalikkan cara pandang mereka. Bukan bangsa-bangsa yang akan datang, namun mereka harus pergi kepada bangsa-bangsa untuk menjadikan mereka murid Yesus, sang Mesias. Itulah makna kata “pergilah.” Para murid harus meninggalkan Yerusalem, bahkan negeri mereka sendiri kepada semua bangsa untuk menjadikan mereka murid Kristus.

Perintah Tuhan ini tidak serta merta dilakukan oleh jemaat mula-mula karena mereka enggan menjadikan bangsa-bangsa lain yang dianggap kafir sebagai murid-murid Yesus seperti mereka. Meski demikian, Allah memaksa mereka untuk menyebar melalui penganiayaan (baca Kis. 8:1b-2). Akhirnya, pemuridan itu terjadi di kalangan orang-orang Samaria, yang adalah keturunan dari bangsa-bangsa lain yang dibawa oleh bangsa Asyur ke Israel Utara ketika mereka menawan sebagian besar rakyat Israel Utara. Lebih jauh lagi, melalui pelayanan Rasul Paulus, bangsa-bangsa lain pun menjadi murid Kristus.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Amanat Agung yang tercatat dalam Matius 28:19-20 bukanlah perintah untuk menginjili. Tetapi lebih luas dari itu yaitu perintah pemuridan. Memang tak dapat disangkal untuk menjadi seorang murid perlu ada orang lain yang memberitakan tentang Yesus (baca: menginjili). Namun, pemuridan bukan hanya penginjilan. Penginjilan adalah bagian awal dari pemuridan itu sendiri.

Comments

Anonymous said…
Amanat Agung, jelas "penginjilan" namanya.
Mengapa tidak bisa menerima istilah itu?
Mengapa mesti ditambahkan lagi istilah "pemuridan"?
Kerjakan penginjilan! maka engkau juga pasti mengadakan pemuridan!

Popular posts from this blog

"Perpisahan" yang Mengubah

Keterangan: Tulisan berikut ini masuk dalam kategori "Dari lemari." Semua tulisan yang masuk kategori ini merupakan tulisan-tulisan yang pernah saya buat dan mungkin pernah dipublikasikan. Selamat membaca! “Perpisahan” yang Mengubah Sepenggal lirik sebuah lagu pop berbunyi, “bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan yang kusesali.” Dengan kata lain, pencipta lagu tersebut ingin mengatakan kepada pendengarnya bahwa kalau nantinya ujung-ujungnya berpisah, lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, supaya tidak mengalami sedihnya sebuah perpisahan. Memang harus kita akui bahwa perpisahan itu meninggalkan bekas kepedihan yang mendalam, apalagi berpisah dengan orang yang kita kasihi. Dan perpisahan yang paling memedihkan adalah perpisahan permanen, artinya tidak lagi berjumpa dengan orang yang kita kasihi untuk seterusnya. Menurut sebuah survey, ditemukan fakta bahwa stress yang paling mengguncangkan jiwa seseorang adalah kematian orang yang dikasihi (seperti pasangan hidup ata...

Dislokasi Patellar

“Dislokasi patellar, hmmm . . . apaan tuh?” Barangkali begitu respons, sebagian dari pembaca judul tulisan ini. Saya pun mungkin akan berespons sama, apabila saya tidak mengalaminya sendiri. Secara awam, dislokasi patellar berarti tempurung (lutut) yang bergeser dari tempatnya. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini bisa mengunjungi beberapa website . Silakan klik saja di sini , di tempat ini , dan kata ini . Nah, itu yang sama alami pada hari Rabu malam (3 Oktober 2007). Waktu itu saya sedang olah raga bulu tangkis, bersama dengan rekan-rekan dosen di sebuah lapangan bulutangkis (ya pasti lah main bulutangkis di lapangan bulu tangkis masak di pasar?). Setelah saya melakukan sebuah lompatan, tiba-tiba lutut kiri saya berderak keras. Seketika itu juga saya langsung berpikir, pasti tempurung saya pindah tempat! Gambar lutut kanan yang patellanya bergeser ke kanan Mengapa saya bisa kepikiran begitu? Soalnya tahun 1995 awal, jadi dua belas tahun yang lalu saya pernah mengalam...

GODAAN: KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Bahan PA dari Yakobus 1:12-18 KISAH "TRAGIS" TED HAGGARD Ted A. Haggard adalah seorang pendeta besar. Ia adalah pendiri gereja New Life di Colorado Springs, Amerika Serikat yang beranggotakan ribuan orang. Ia juga ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat (National Association of Evangelical). Ironisnya, Ted Haggard dilaporkan oleh Mike Jones, tak lain adalah pelacur laki-laki yang adalah pasangan homoseksual karena telah memaksanya meminum obat terlarang sebelum melakukan perzinahan. Celakanya, hubungan amoral itu telah berjalan selama tiga tahun. Awalnya, Ted Haggard tak mengakui tuduhan tersebut. Belakangan ia mengakuinya. Karena dosa tersebut, pada tanggal 3 November 2006 , Ted Haggard mundur dari jabatannya sebagai pendeta dan ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat. Pada tanggal 5 November 2006 , ia menuliskan sebuah pengakuan, "Sebenarnya saya adalah seorang telah bersalah dalam dosa seksualitas. Saya adalah seorang penyesat dan seorang pembohong. Ada ...