Skip to main content

Vancouver, We’re Coming!


"Kalian akan pergi ke Vancouver? Wow, Vancouver adalah sebuah kota yang sangat indah!" Begitulah tipikal respons orang-orang yang mengetahui rencana kami untuk melayani di kota Vancouver. Terus terang, tak pernah ada dalam pikiran kami untuk bisa mengunjungi kota itu. Namun, rencana Tuhan memang lebih dari apa yang pernah kami pikirkan. Singkatnya, kami diundang untuk melayani Gereja Injili Indonesia yang ada di Vancouver selama gembala sidangnya mengambil cuti selama dua bulan. Setelah kami mendoakan dan menerima undangan pelayanan tersebut, maka, segala persiapan pun dilakukan, mulai dari urusan tiket pesawat, visa, sampai tanya sana-sini hal ikhwal perjalanan panjang (yang memang belum pernah lakukan).

Akhirnya, setelah menunggu lebih dari setengah tahun, hari yang kami nanti-nantikan pun tiba. Kami pun melakukan sebuah perjalanan yang panjang dan melangkah dengan iman. Tanggal 26 Juni 2008 (pk. 09.20; semestinya pk. 08.20 tapi pesawat delay karena faktor cuaca) kami terbang ke Hongkong dengan Cathay Pasific. Di situlah "anugerah" Tuhan yang pertama dinyatakan kepada kami. Karena pesawat penuh (karena musim liburan kami pakai Boeing 777 dengan kapasitas 380 penumpang, yang biasanya tidak sebesar itu), kami di-upgrade ke kelas bisnis. Wow. Siapa yang tak senang? Kami nggak pernah mimpi bisa duduk di kelas bisnis. Bisa melakukan perjalanan panjang seperti ini adalah anugerah karena faktor finansial tak memungkinkan kami melakukannya. Apalagi ini duduk di kelas bisnis dengan kursi yang lapang dan makanan yang wah! Meski hanya empat jam lebih, kami sangat menikmati perjalanan di kelas bisnis. Akhirnya kami pun sampai di Hongkong International Airport kira-kira jam 14.30-an.



Acen di kelas bisnis Cathay Pacific




Pramugari Cathay Pacific






Kami singgah di Hongkong International Airport selama kurang lebih dua jam. Lumayan. Kami bisa makan sembari menikmati airport yang berdesign futuristik ini. Kemudian, perjalanan berikutnya pun dimulai. Kami pun masuk pesawat yang membawa kami ke Vancouver selama 11 jam 25 menit. Sebuah perjalanan yang panjang dan cukup melelahkan. Ketika duduk di bangku pesawat itu, seketika itu juga kami ubah jam kami pada waktu Vancouver (yang 12 jam lebih mundur dari waktu WIB dan itu berarti 13 jam lebih lambat dari waktu Hongkong). Kata orang supaya kami tak terlalu merasakan sulitnya perbedaan zona waktu. Tatkala kami duduk (dan makan) di kelas ekonomi, saya berkata pada istriku, "Andai kita dapat anugerah lagi di kelas bisnis, enak banget ya?" Dasar manusia, tak pernah rasa puas!





Ruang tunggu HKIA






Pertokoan di HKIA

Akhirnya pada tanggal 26 Juni 2008, kira-kira pk. 14.00, kami nyampe di Vancouver International Airport. Sayang kami tak sempat ambil gambar di bandara ini karena kami sibuk dengan urusan imigrasi dan bagasi. Setelah urusan imigrasi selesai kami keluar airport (rupanya bersama kami ada rombongan wisata dari Indonesia, ah orang Indo memang ada di mana-mana). Di luar Pdt. Stefanus Thefilus dan ibu Sophie sudah menjemput kami. Waktu kami keluar, angin dingin menerpa. Brrr. Rupanya suhu saat itu kira-kira 14o C. Meskipun sudah musim panas tapi suhu udara di sini masih berubah-ubah antara 14 -30 oC. Satu hal lagi mengejutkan kami. Meski sudah jam 9 malam, tapi suasana itu kayak siang. Matahari masih terik. Ya begitulah kata orang-orang di sini. Kalau Summer siang lebih panjang dan sebaliknya waktu Winter. Lega, rasanya sudah menginjakkan kaki ke kota ini. Vancouver, we're coming!

Comments

ogautama said…
Uhm... kayaknya tanggalnya 26 Juni deh (bukan Agustus). Dan pak Stef pake "f" bukan "v".

It's no big deal, but just thought you might want to know... ^_^
Pancha W. Yahya said…
Thank's Olivia for your comment, I'll change that all

Popular posts from this blog

"Perpisahan" yang Mengubah

Keterangan: Tulisan berikut ini masuk dalam kategori "Dari lemari." Semua tulisan yang masuk kategori ini merupakan tulisan-tulisan yang pernah saya buat dan mungkin pernah dipublikasikan. Selamat membaca! “Perpisahan” yang Mengubah Sepenggal lirik sebuah lagu pop berbunyi, “bukan perpisahan yang kusesali tapi pertemuan yang kusesali.” Dengan kata lain, pencipta lagu tersebut ingin mengatakan kepada pendengarnya bahwa kalau nantinya ujung-ujungnya berpisah, lebih baik tidak pernah bertemu sekalian, supaya tidak mengalami sedihnya sebuah perpisahan. Memang harus kita akui bahwa perpisahan itu meninggalkan bekas kepedihan yang mendalam, apalagi berpisah dengan orang yang kita kasihi. Dan perpisahan yang paling memedihkan adalah perpisahan permanen, artinya tidak lagi berjumpa dengan orang yang kita kasihi untuk seterusnya. Menurut sebuah survey, ditemukan fakta bahwa stress yang paling mengguncangkan jiwa seseorang adalah kematian orang yang dikasihi (seperti pasangan hidup ata...

Dislokasi Patellar

“Dislokasi patellar, hmmm . . . apaan tuh?” Barangkali begitu respons, sebagian dari pembaca judul tulisan ini. Saya pun mungkin akan berespons sama, apabila saya tidak mengalaminya sendiri. Secara awam, dislokasi patellar berarti tempurung (lutut) yang bergeser dari tempatnya. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini bisa mengunjungi beberapa website . Silakan klik saja di sini , di tempat ini , dan kata ini . Nah, itu yang sama alami pada hari Rabu malam (3 Oktober 2007). Waktu itu saya sedang olah raga bulu tangkis, bersama dengan rekan-rekan dosen di sebuah lapangan bulutangkis (ya pasti lah main bulutangkis di lapangan bulu tangkis masak di pasar?). Setelah saya melakukan sebuah lompatan, tiba-tiba lutut kiri saya berderak keras. Seketika itu juga saya langsung berpikir, pasti tempurung saya pindah tempat! Gambar lutut kanan yang patellanya bergeser ke kanan Mengapa saya bisa kepikiran begitu? Soalnya tahun 1995 awal, jadi dua belas tahun yang lalu saya pernah mengalam...

GODAAN: KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Bahan PA dari Yakobus 1:12-18 KISAH "TRAGIS" TED HAGGARD Ted A. Haggard adalah seorang pendeta besar. Ia adalah pendiri gereja New Life di Colorado Springs, Amerika Serikat yang beranggotakan ribuan orang. Ia juga ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat (National Association of Evangelical). Ironisnya, Ted Haggard dilaporkan oleh Mike Jones, tak lain adalah pelacur laki-laki yang adalah pasangan homoseksual karena telah memaksanya meminum obat terlarang sebelum melakukan perzinahan. Celakanya, hubungan amoral itu telah berjalan selama tiga tahun. Awalnya, Ted Haggard tak mengakui tuduhan tersebut. Belakangan ia mengakuinya. Karena dosa tersebut, pada tanggal 3 November 2006 , Ted Haggard mundur dari jabatannya sebagai pendeta dan ketua Asoasiasi Gerakan Injili Amerika Serikat. Pada tanggal 5 November 2006 , ia menuliskan sebuah pengakuan, "Sebenarnya saya adalah seorang telah bersalah dalam dosa seksualitas. Saya adalah seorang penyesat dan seorang pembohong. Ada ...