Akhirnya, setelah menunggu lebih dari setengah tahun, hari yang kami nanti-nantikan pun tiba. Kami pun melakukan sebuah perjalanan yang panjang dan melangkah dengan iman. Tanggal 26 Juni 2008 (pk. 09.20; semestinya pk. 08.20 tapi pesawat delay karena faktor cuaca) kami terbang ke Hongkong dengan Cathay Pasific. Di situlah "anugerah" Tuhan yang pertama dinyatakan kepada kami. Karena pesawat penuh (karena musim liburan kami pakai Boeing 777 dengan kapasitas 380 penumpang, yang biasanya tidak sebesar itu), kami di-upgrade ke kelas bisnis. Wow. Siapa yang tak senang? Kami nggak pernah mimpi bisa duduk di kelas bisnis. Bisa melakukan perjalanan panjang seperti ini adalah anugerah karena faktor finansial tak memungkinkan kami melakukannya. Apalagi ini duduk di kelas bisnis dengan kursi yang lapang dan makanan yang wah! Meski hanya empat jam lebih, kami sangat menikmati perjalanan di kelas bisnis. Akhirnya kami pun sampai di Hongkong International Airport kira-kira jam 14.30-an.
Kami singgah di Hongkong International Airport selama kurang lebih dua jam. Lumayan. Kami bisa makan sembari menikmati airport yang berdesign futuristik ini. Kemudian, perjalanan berikutnya pun dimulai. Kami pun masuk pesawat yang membawa kami ke Vancouver selama 11 jam 25 menit. Sebuah perjalanan yang panjang dan cukup melelahkan. Ketika duduk di bangku pesawat itu, seketika itu juga kami ubah jam kami pada waktu Vancouver (yang 12 jam lebih mundur dari waktu WIB dan itu berarti 13 jam lebih lambat dari waktu Hongkong). Kata orang supaya kami tak terlalu merasakan sulitnya perbedaan zona waktu. Tatkala kami duduk (dan makan) di kelas ekonomi, saya berkata pada istriku, "Andai kita dapat anugerah lagi di kelas bisnis, enak banget ya?" Dasar manusia, tak pernah rasa puas!
Ruang tunggu HKIA
Pertokoan di HKIA
Akhirnya pada tanggal 26 Juni 2008, kira-kira pk. 14.00, kami nyampe di Vancouver International Airport. Sayang kami tak sempat ambil gambar di bandara ini karena kami sibuk dengan urusan imigrasi dan bagasi. Setelah urusan imigrasi selesai kami keluar airport (rupanya bersama kami ada rombongan wisata dari Indonesia, ah orang Indo memang ada di mana-mana). Di luar Pdt. Stefanus Thefilus dan ibu Sophie sudah menjemput kami. Waktu kami keluar, angin dingin menerpa. Brrr. Rupanya suhu saat itu kira-kira 14o C. Meskipun sudah musim panas tapi suhu udara di sini masih berubah-ubah antara 14 -30 oC. Satu hal lagi mengejutkan kami. Meski sudah jam 9 malam, tapi suasana itu kayak siang. Matahari masih terik. Ya begitulah kata orang-orang di sini. Kalau Summer siang lebih panjang dan sebaliknya waktu Winter. Lega, rasanya sudah menginjakkan kaki ke kota ini. Vancouver, we're coming!
Comments
It's no big deal, but just thought you might want to know... ^_^