Beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang suami kakak perempuan saya yang terkena ALS (Amyothropic Lateral Sclerosis). Pada hari Rabu yang lalu (10 Oktober 2007); tepatnya pk. 11.50 WIB, kakak ipar saya itu telah berpulang. Tjan Tjang Siong, atau yang lebih kami kenal dengan nama Tjan Siaw Bing meninggal dunia karena kelumpuhan yang telah menyerang otot dadanya. Menurut dokter, penyakit ALS yang dideritanya membuat kelumpuhannya menyebar. Mula-mula, otot lidahnya tak dapat berfungsi. Alhasil, Siaw Bing kesulitan berbicara dan makan. Kemudian, otot lehernya mulai lumpuh sehingga ia tak dapat menelan makanan (juga minuman) dan menegakkan kepalanya. Tak lama kemudian tangan-tangannya pun makin sulit untuk digerakkan. Akhirnya, seminggu sebelum meninggal ia kesulitan untuk bernafas sehingga harus mengirup udara dari tabung oksigen. Ia pun sempat tak sadar selama kurang lebih dua jam sebelumnya meninggal. Akhirnya, ia pun tutup usia pada umur 44 tahun, di RS Mardi Rahayu, Kudus, Jawa Tengah.
Menjalani kehidupan seperti kakak ipar saya sungguh tidak mudah. ALS telah menggerogoti tubuhnya perlahan namun pasti. Sebelum sakit, ia adalah orang yang aktif dan mobile. Tangannya prigel membuat banyak barang dan mereparasi barang-barang yang rusak. Tapi sejak sakit, ruang geraknya terbatas. Ia (harus) terus-terusan berbaring di atas tempat tidur. Makan harus lewat sebuah selang yang dimasukkan di perutnya. Dalam keadaan seperti itu, ia masih bisa berkirim sms. Lewat sms ia menghibur dan menasehati teman-temannya. Ia juga masih bisa berdoa. Di atas tempat tidur ia mendoakan orang lain, termasuk bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di gerejanya.
Kini, ia telah bebas dari semua belenggu sakit penyakit. Ia telah lepas dari tubuhnya yang ringkih dan lemah. Ia telah tenang dan senang bersama dengan Bapa. Selamat jalan Ko Siauw Bing! Sampai bertemu di dalam kekekalan!
Comments